=
Nilai tukar rupiah terhadap dollar AS masih tertekan pada Rabu (3/4/2024) pagi. Kurs mata uang Garuda bergerak cenderung melemah dan mendekati level Rp 16.000 per dollar AS.
Mengacu data Bloomberg, nilai tukar rupiah di pasar spot dibuka melemah ke level Rp 15.935 per dollar AS. Terpantau pada awal perdagangan kurs rupiah bergerak fluktuatif dengan kecenderungan melemah pada kisaran Rp 15.905 - Rp 15.935 per dollar AS.
Pengamat pasar uang Ariston Tjendra menilai, pelemahan rupiah menjadi tidak terhindarkan dengan adanya sentimen negatif dari dalam serta luar negeri.
Dari dalam negeri, sentimen datang dari kekhawatiran investor asing terhadap prospek kebijakan fiskal pemerintahan baru.
Hal ini membuat investor ragu terhadap prospek surat berharga negara (SBN), sehingga memicu terjadinya aksi jual terhadap instrumen utang pemerintah tersebut.
"Fiskal itu termasuk kenaikan PPN 12 persen dan mungkin anggaran untuk program yang dijanjikan presiden baru," kata Ariston kepada wartawan, Rabu.
Sementara dari luar negeri sentimen negatif datang dari ketidakpastian arah kebijakan bank sentral AS, The Federal Reserve (The Fed). Saat ini pasar tidak lagi yakin The Fed akan menurunkan suku bunga acuannya dalam waktu dekat.
Hal itu disebabkan oleh sejumlah data ekonomi AS yang menunjukkan kinerja perekonomian Negeri Paman Sam yang masih kuat. Salah satunya ialah data jumlah lowongan pekerjaan AS bulan Februari yang dirilis lebih tinggi dibanding bulan sebelumnya.
"Hasil ini masih mendukung kebijakan The Fed untuk menahan suku bunga acuannya lebih lama," ujar Ariston.
Dengan adanya sentimen tersebut, imbal hasil atau yield obligasi AS terutama tenor 10 tahun juga masih bertahan di level tinggi di kisaran 4,3 persen. Tingkat imbal hasil itu kemudian membuat aset dollar AS masih menarik untuk pasar.
"Potensi pelemahan rupiah hari ini ke area Rp 15.950, dengan potensi support di kisaran Rp 15.860," ucap Ariston.